GEOTEXTILE SEBAGAI FUNGSI PEMISAH  

1. Pendahuluan

Pada dua lapisan tanah yang berbeda, tercampurnya tanah granular dengan tanag berbutir halus menyebabkan kekuatan tanah granular menjadi berkurang. Untuk mencegah tercampurnya dua jenis tanah yang berbeda, Geotextile telah banyak digunakan sebagai material pemisah (separator) di antara kedua lapisan tersebut. Pemasangan geotextile dimaksudkan untuk menjaga integritas dari kedua lapisan tersebut.

Pada struktur pekerasan jalan, rendahnya kapasitas dukung tanah dasar merupakan masalah yang paling sering dijumpai terutama pada tanah berbutir halus yang basah, jenuh air, dan sensitive terhadap gangguan tanah. Perancangan yang tepat dengan menggunakan geotextile, baik yang berfungsi sebagai pemisah, perkuatan, maupun stabilisasi dapat memberikan penyelesaian yang lebih cepat dan ekonomis. Dalam pembangunan jalan pada tanah dengan kapasitas dukung sangat rendah atau tanah dasar (subgrade) lunak, pemasangan geotextile di atas tanah lunak dapat membuat perkerasan jalan lebih stabil oleh beban lalu lintas di atasnya dan mempunyai umur masa layanan yang lebih panjang.

 

2. Aplikasi Geotextile Untuk Pemisah

Dalam aplikasi geotextile sebagai pemisah pada pekerasan jalan, geotextile berfungsi sebagai mencegah terjadinya pencampuran antara tanah dasar dengan agregat penutupnya, seperti lapis pondasi bawah, lapis pondasi, timbunan pilihan dan sebagainya. Dalam pekerjaan timbunan, geotextile sebagai pemisah sering diletakkan di atas tanah asli yang permukaan tanahnya telah disiapkan. Tanah yang akan dipasang geotextile, terkadang masih bergelombang atau masih belum bersih dari tonggak-tonggak bekas penebangan pohon dan semak-semak. Kondisi tersebut mengakibatkan geotextile beresiko rusak pada saat dipasang dan dibebani dengan material timbunan ditambah dengan berat alat/mesin pemadat yang lewat di atas material urugan tersebut. Oleh karena itu, geotextile ketika dipasang sebagai pemisah, harus kuat terhadap pengaruh kondisi tanah di bawahnya, kondisi permukaan tanah serta beban material dan alat berat yang bekerja diatasnya.

Gambar 1 Batuan Lapis Pondasi Berkurang Kekuatannya Karena Terpisah-pisah Akibat Migrasi Lempung

2.1. Geotextile Untuk Jalan Kerja

Bila geotextile digunakan dalam aplikasi jalan kerja, fungsi pemisah atau separasi (separator) dari geotextile dibutuhkan untuk mencegah naiknya butiran halus dari tanah dasar ke dalam agregat batu pecah lapis pondasi (base-course) maupun timbunan tanah pilihan. Naiknya butiran halus terjadi akibat adanya aksi pemompaan yang disebabkan oleh beban lalu lintas yang bekerja di atas struktur jalan

Gambar 2 Geotextile Sebagai Pemisah pada Akses Jalan Kebun Kelapa Sawit

Dalam aplikasi geosintetik untuk perancangan jalan sementara dan jalan tanpa pekerasan, fungsi pemisah lebih penting untuk jalan yang tipis dengan beban hidup kecil, di mana alur akibat beban roda sedalam 50 sampai 100 mm akan terjadi. Dalam kasus ini, perancangan yang menganggap bahwa geotextile tidak memberikan pengaruh perkuatan aman untuk digunakan. Namun, jika beban hidup yang besar pada struktur pekerasan jalan yang tipis di mana alur yang lebih besar 100 mm akan terjadi, dan untuk struktur jalan yang lebih tebal yang terletak pada tanah dasar lunak, fungsi perkuatan dari geotextile menjadi signifikan dalam menjaga stabilitas. Pada konstruksi jalan ini, geotextile juga dapat mereduksi timbulnya alur-alur yang sering terjadi pada konstruksi jalan tanpa pekerasan.

 

2.2. Geotextile Untuk Jalan Raya

Penyebab utama dari kegagalan struktur pekerasan adalah berkurangnya kapasitas dukung lapis pondasi, sebagai akibat dari terkontaminasinya agregat kasar oleh tanah berbutir halus yang lunak oleh akibat beban kendaraan. Kontaminasi ini mengakibatkan nilai CBR atau kapasitas dukung lapis pondasi menjadi turun.

Pada aplikasi geotextile untuk jalan raya, umumnya diletakkan di atas tanah lunak yang ditimbun oleh tanah pilihan, pasir ataupun agregat batuan. Jalan-jalan seperti ini biasanya merupakan jalan. Geotextile yang diletakkan di antara lapisan agregat dan tanah dasar (Gambar ), dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi dan mempertahankan ketebalan agregat pada lapisan pekerasan jalan. Dalam gambar tersebut juga ditunjukkan pengaruh geotextile yang dapat mengurangi tenggelamnya agregat batuan lapis pondasi ke dalam tanah lempung lunak dibawahnya akibat efek pumping, sehingga menambah kapasitas dukung tanah dasar. Kecuali itu, dengan dipasang gotekstil kebutuhan volume material batuan untuk lapis pondasi juga lebih sedikit.

Dalam Gambar 2 ditunjukkan aplikasi geotextile untuk jalan tanpa pekerasan, jalan dengan pekerasan lentur dan pekerasan kaku yang terletak pada tanah dasar lunak. Bila geotextile difungsikan sebagai pemisah, maka fungsinya tidak hanya bekerja pada saat konstruksi saja, tapi akan bekerja sepanjang umur layan struktur pekerasan jalannya.

Gambar 3 Geotextile Sebagai Pemisah Antara Tanah Dasar Lunak dan Lapis Pondasi

Woven Geotextile dan Non Woven Geotextile dapat digunakan sebagai fungsi pemisah. Sifat-sifat geotextile bergantung pada kekuatan dukungan tanah dasar dan beban yang akan bekerja pada saat konstruksi. Geotextile juga dapatmemberikan fungsi filtrasi dan drainase jika dibutuhkan.

Gambar 4 Geotextile Sebagai Pemisah Pada Akses Jalan dengan Pekerasan

2.3. Geotextile Untuk Pembungkus Tanah

Teknik membrane pembungkus tanah (membrane-encapsulated soil, MESL) ini menggunakan geotextile sebagai material dasar, yang kemudian diisi dengan material dan disemprot aspal atau produk elastomeric. Tanah dibungkus di dalam geotextile yang umumnya berupa tanah yang berkualitas buruk bila digunakan untuk konstruksi jalan (Gambar 5).

Geotextile yang digunakan yaitu non woven geotextile yang disemprot dengan emulsi aspal, yang berfungsi sebagai penghalang terhadap air. Metoda ini, umumnya digunakan untuk mengatasi masalah sulitnya diperoleh material granular atau permasalahan geoteknik yang lainnya. Pada geotextile pembungkus lanau, geotextile lebih berfungsi sebagai penghalang kelembapan (moisture barrier), yaitu menghalangi masukya air ke dalam tanah yang dibungkus. Namun sebagai fungsi sekunder, geotextile pembungkus tanah ini juga berfungsi sebagai perkuatan.Selain membungkus tanah lanau, sistem ini dapat digunakan untuk membungkus lapis pondasi. Pada cara ini, geotextile berfungsi sebagai perkuatan dan juga pemisah (Gambar 5). Geotextile yang digunakan pada sistem ini yaitu woven geotextile.

Gambar 5 Aplikasi Geotextile sebagai Pembungkus Material Untuk Jalan Raya

2.4. Geotextile Untuk Mengendalikan Retak Reflektif

Geotextile juga dapat digunakan untuk meminimumkan terjadinya retak reflektif pada pekerjaan lapis tambahan (overlay) dari campuran aspal, baik untuk pekerasan lama yang terdiri dari pekerasan beton maupun aspal (Gambar 6). Tebal lapis tambahan biasanya bekisar antara 100-250 mm. Tingginya kadar air dalam lapi pondasi dari suatu pekerasan adalah sebab utama dari kegagalan dini dari pekerasan jalan. Pada umumnya, problem terbesar yang terkait dengan kadar air tanah-dasar dan lapis pondasi adalah masuknya air hujan lewat retakan di lapis permukaan.

Gambar 6 Aplikasi Geotextile pada Pekerjaan Lapis Tambahan untuk Menangani Retak Reflektif

Jika geotextile diletakkan antara lapisan pekerasan lama dan lapis tambahan aspal (overlay), geotextile membantu menghambat berkembangnya retak reflektif dan memperbaiki umur layanan lapis tambahan. Geotextile menyerap track coat yang disemprotkan pada permukaan pekerasan lama, sehingga membentuk penghalang air secara permanen. Penghalang yang diciptakan oleh geotextile ini, melindungi tanah-dasar dari intrusi air dan kehilangan kekuatan. Pengaruhnya, umur pekerasan menjadi lebih panjang, dan biaya pemeliharaan barkurang.

 

2.5. Geotextile Untuk Jalan Rel

Penurunan tak seragam atau penetrasi dari batuan ballast ke tanah dasar, dapat mengurangi, baik umur dari komponen jalan rel, maupun kenyamanan penumpang dan keamanan kereta. Penangan masalah ini adalah dengan memasang geotextile di bawah batuan ballast (Gambar 7)

Gambar 7 Aplikasi Geotextile Untuk Jalan Rel

Seperti penggunaannya untuk jalan raya, geotextile yang digunakan di bawah jalan rel berfungsi untuk (Rainklor, 1981) :

  1. Memberikan pemisah antara tanah-dasar dan sub-ballast, atau sub-ballast dan ballast, sehingga mencegah pemompaan butiran halus tanah.
  2. Memberikan tambahan kekuatan tanah-dasar.
  3. Menyebarkan beban ke area yang lebih luas, sehingga mereduksi tegangan.
  4. Mereduksi regangan yang terjadi di dalam tanah, dan menjaga tanah-dasar terhadap retak akibat tarik.
  5. Memberikan tambahan fasilitas filtrasi, permeabilitas searah bidang geotextile.

Link produk terkait :

https://geosintetik-indonesia.com/woven-geotextile/

https://geosintetik-indonesia.com/non-woven-geotextile/

 

3. Penutup

Demikian artikel ini kami buat semoga dapat membantu Anda dalam memilih material Non Woven Geotextile dan Woven Geotextile sebagai lapis pemisah.

Untuk info lebih lanjut silakan hubungi kami PT. Geosintetik Mandiri Indonesia.

4. Referensi

Hardiyatmo, H. C. (2017). Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan Raya Perancangan dan Aplikasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Koerner, R. M. (2005). Designing With Geosynthetics Fifth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Hubungi kami

Form Customer PT. Geosintetik Mandiri Indonesia

1 + 14 =

PT. GEOSINTETIK MANDIRI INDONESIA

Perkantoran Easton Jatibening,

Blok E Jalan Raya Jatibening II No 225

Jatibening, Pondok Gede – Kota Bekasi 17412

021 – 85513955

021 – 85517828

0811 9555 699

0812 1307 0025

0812 1307 0024

office@geosintetik-indonesia.com

Office Call

Marketing Call