GEOTEKSTIL SEBAGAI FUNGSI FILTRASI  

  

1. Pendahuluan

Dalam aplikasi geotekstil untuk drainase, geotekstil berfungsi untuk mengendalikan bergeraknya butiran tanah bersama air, yaitu sebagai filter guna untuk mencegah tanah tercuci ke dalam sistem drainase. Butiran tanah, bila tercabut dari tempat awalnya di sekitar drainase, kecuali dapat mengotori struktur drainase, juga dapat mengganggu kestabilan permukaan tanah di sekitarnya.

Pada prinsipnya, perancangan geotekstil sebagai filter sama seperti perancangan filter dengan menggunakan tanah granuler. Geotekstil sama dengan tanah yang mempunyai rongga pori dan butiran (untuk geotekstil fiber-fiber identik dengan butiran). Hanya, bentuk dan susunan dari fiber, pori-pori geotekstil lebih komplek dari tanah. Dalam geotekstil, pori-pori dapat diukur butiran (saringan), seperti yang dilakukan untuk tanah. Karena ukuran pori-pori geotekstil yang dapat diukur, maka dapat dibuat hubungan antara ukuran pori-pori geotekstil dan ukuran butiran tanah yang harus ditahannya.

 

2. Filter Drainase Bawah Tanah

Geotekstil dapat digunakan sebagai filter dalam sistem drainase bawah tanah. Problem utama dari drainase konvensional adalah tersumbatnya sistem ini oleh butiran halus tanah. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan geotekstil yang berfungsi, kecuali untuk filter juga untuk media pengaliran air.

Contoh penempatan geotekstil untuk drainase dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam gambar ini juga ditunjukkan perbedaan antara struktur drainase konvensional tanpa geotekstil dengan drainase yang menggunakan geotekstil. Geotekstil ditempatkan di antara agregat drainase dan tanah yang akan di drain, untuk mencegah penyumbatan. Dalam hal ini, geotekstil berfungsi sebagai filter dan sekaligus pemisah (separator), yaitu menahan butiran tanah asli sekaligus mengalirkan air ke dalam sistem drainase sepanjang umur sistem.

Contoh penggunaan geotekstil untuk filter ini, misalnya untuk filter saluran drainase, lapisan drainase (sand blanket), drainase parit samping jalan, drainase di bawah jalan dengan lapis pondasi lolos air dan lain-lain. Karena geotekstil merupakan bahan dengan kinerja yang setara dengan filter granuler yang relatif murah, mempunyai sifat konsisten dan mudah pemasangannya, maka geotekstil telah banyak digunakan sebagai filter untuk menggantikan filter tanah konvensional. Geotekstil juga telah digunakan di antara rip-rap dan tanah dasar untuk mencegah erosi tanah melewati lapisan pelindung yang berpori-pori besar. Di sini, geotekstil digunakan untuk menggantikan filter tanah bergradasi atau ijuk. Pada struktur pelindung ini, rip-rap dari tumpukan batuan, atau bantalan beton fleksibel, digunakan untuk melindungi tanah dari erosi dan serangan gelombang.

Bergantung pada kondisi lapangan, keuntungan pemakaian geotekstil untuk sistem filtrasi dan drainase, antara lain :

  1. Pemasangan cepat dan penggalian lebih sedikit (sedikit tanah terbuang)
  2. Biasanya lebih murah, karena pelaksanaanya mudah.
  3. Stabilitas sistem lebih besar
  4. Ukuran drainase menjadi lebih kecil
  5. Memungkinkan untuk menghilangkan pipa pengumpul
  6. Penggunaan agregat batuan menjadi lebih sedikit
  7. Risiko terkontaminasi dan segregasi agregat rendah selama pelaksanaan
  8. Kuat tarik geotekstil menambah stabilitas struktur
  9. Detail sistem tidak rumit, memudahkan perancangan dan pelaksanaan

 Bila dibandingkan dengan biaya pembangunan drainase konvensional, drainase dengan filter geotekstil membutuhkan ukuran parit drainase yang lebih kecil, sehingga lebih hemat.

Gambar 1 Perbandingan struktur drainase dengan filter konvensional dan geotekstil

3. Penempatan Geotekstil dalam Sistem Drainase

Penempatan geotekstil yang efisien sering menjadi masalah, khususnya jika digunakan dalam drainase bawah tanah. Sebagai aturan umum, geotekstil tidak efektif dipasang dalam posisi menahan aliran. Sebagai contoh, geotekstil yang dipasang menempel di antara pipa berlubang-lubang dan batu pecah bergradasi terbuka pada bangunan drainase bawah tanah mengakibatkan aliran air tidak lancer (Gambar 2.a). pemasangan yang optimal adalah geotekstil dipasang di bagian luar dari batu pecah, karena air akan dapat bebas mengalir ke dalam media yang lebih lolos air, sehingga aliran tidak akan terhambat (Gambar 2.b).

Gambar 2 Pemasangan geotekstil yang optimal sebagai filter di sekitar drainase batu pecah

Dalam beberapa kasus, seperti dalam bendungan atau struktur penyaring (filter), aksi penyaringan dari geotekstil sangat penting. Kegagalan Sistem drainase seringkali terjadi akibat tersumbatnya sistem penyaring tersebut setelah agregat dari struktur drainase terkontaminasi oleh tanah sekelilingnya.

Dalam kondisi tanah yang buruk, penggunaan geotekstil yang lebih tebal dan berat dapat memberikan tambahan ketebalan filter dan memungkinkan drainase lewat bidang geotekstil.

Link produk terkait :

https://geosintetik-indonesia.com/woven-geotextile/

https://geosintetik-indonesia.com/non-woven-geotextile/

 

Gambar 3 Pemasangan geotekstil sebagai filtrasi pada drainase

3. Penutup

Demikian artikel ini kami buat semoga dapat membantu Anda dalam memilih material Non Woven Geotextile dan Woven Geotextile sebagai filtrasi

Untuk info lebih lanjut silakan hubungi kami PT. Geosintetik Mandiri Indonesia.

5. Referensi

Hardiyatmo, H. C. (2017). Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan Raya Perancangan dan Aplikasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Koerner, R. M. (2005). Designing With Geosynthetics Fifth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Hubungi kami

Form Customer PT. Geosintetik Mandiri Indonesia

3 + 15 =

PT. GEOSINTETIK MANDIRI INDONESIA

Perkantoran Easton Jatibening,

Blok E Jalan Raya Jatibening II No 225

Jatibening, Pondok Gede – Kota Bekasi 17412

021 – 85513955

021 – 85517828

0811 9555 699

0812 1307 0025

0812 1307 0024

office@geosintetik-indonesia.com

Office Call

Marketing Call